Saat ini banyak siswa Kristen di sekolah-sekolah negeri di Provinsi Jambi yang tidak mendapatkan pelajaran agama Kristen akibat sulitnya merekrut guru agama Kristen. Akibatnya, pembinaan agama Kristen bagi siswa Kristen di sekolah - sekolah daerah itu terabaikan.
Siswa yang ingin mendapatkan nilai agama Kristen pun, terpaksa meminta nilai kepada Gereja. "Pengadaan guru agama Kristen di sekolah-sekolah negeri di Jambi, khususnya di daerah kabupaten, sangat sulit karena guru agama Kristen tidak ada dan jumlah siswa Kristen sedikit. Guru agama Kristen untuk siswa-siswa Kristen di sekolah negeri baru ada di Kota Jambi. Itu pun jumlahnya terbatas,” kata   Kepala Pembinaan Masyarakat (Pembimas) Kristen Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jambi, Enneri Gultom.
Hal itu disampaikannya pada Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan Gereja - gereja di Indonesia (PGIW) Provinsi Jambi di Gereja Methodist Indonesia (GMI) Kotabaru Jambi, Rabu (8/4). Enneri menambahkan bahwa para guru agama Kristen tersebut hanya berstatus sukarela, bukan guru honorer. Mereka tidak dibayar. Honornya hanya diperoleh dari iuran siswa.
Menurut Enneri Gultom, perekrutan guru agama Kristen
untuk sekolah-sekolah negeri di Jambi sangat sulit karena tidak ada jaminan
honor dan kejelasan status dari pemerintah setempat. Kanwil Kemenag Provinsi
Jambi sudah beberapa kali mengadakan prekrutan dan pembinaan guru agama Kristen
untuk sekolah-sekolah negeri di Jambi, namun respon kurang. Karena itu hanya
para rohaniawan dari beberapa Gereja di Jambi yang bersedia menjadi guru agama
Kristen di beberapa sekolah dengan status guru sukarela.
"Kami mengharapkan agar PGIW Jambi berusaha mengatasi krisis guru agama
Kristen di sekolah-sekolah negeri di Jambi. Baik di sekolah negeri perkotaan
maupun kabupaten. PGIW Jambi perlu merekrut calon guru-guru agama Kristen dan
mengusulkan nama-namanya kepada Pemerintah Provinsi Jambi agar mereka dapat ditetapkan menjadi guru honorer dengan gaji tetap setiap bulan,"katanya.